SKRIPSI (STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MA MA’ARIF NU NURUL ISLAM BADES PASIRIAN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017)
Foto Ilustrasi
Baca juga bagian Abstra Skripsi ini klik disini
Baca Semuanya DISINI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah,dan belum tahu batas-batas tertentu didalam lingkungannya. Kebutuhannya untuk mengetahui harus dapat terpenuhi, oleh karena itu pendidikan lah yang diperlukan anak untuk mengantarkannya kedalam kehidupan dan lingkungannya.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.[1] Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Brubacher mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dalam mana potensi-petensi ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat (media) yang disusun sedimikaian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapakan.
1. Pendidikan juga bisa diartikan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta ketrampilan-keterampilan). [2]
Pendidikan diabad global memanglah sangat kompleks dan heterogen, ditambah lagi dengan lahirnya berbagai macam lembaga pendidikan yang sering kurang memperhatikan atau bahkan mengesampingkan faktor nilai dan agama didalam melaksanakan proses pendidikannya. Jika kembali kepada konsep Islam maka fungsi utama pendidikan adalah sebagai teori-teori kependidikan yang didasarkan pada konsep dasar islam yang diambil dari penelaahan terhadap al-Qur’an, hadits, dan teori-teori keilmuan lain, yang ditelaah dan dikonstruksikan secara integratif oleh intelektual (‘alim) muslim untuk menjadi sebuah bangunan teori-teori kependidikan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.[3]
Oleh karena itu, tugas kepala sekolah sebagai pendidik (educator) dengan meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah nya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan,melaksanakan model pembelajaran yang menarik (misalnya team teaching dan moving class), serta mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi siswa yang cerdas diatas rata-rata.[4]
Istilsah pendidikan islam sering kali tertumpang tindih dengan istilah pengajaran. oleh karena itu, tidak heran jika pendidian terkadang juga dikatakan “pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut pendidikan. ini adalah suatu yang rancu, sebagai mana orang sering keliru memahami istilah sekolah dan belajar. Belajar identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan bagian dari proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusiaan sebagai hamba (‘abd) dan pemakmur alam (kholifah) agar senantiasa bersahabat dan memberikan kemanfaatan untuk kehidupan bersama.[5]
Pendidikan agama adalah salah satu aspek dasar pendidikan nasional Indonesia harus mampu memberikan makna dari hakikat pembangunan nasional. Dengan demikian, strategi pendidikan agama disemua lingkungan pendidikan tidak hanya bertugas memotivasi kehidupan dan mengeliminasi dampak negatif pembangunan, melainkan juga ia mampu menginternalisasikan nilai – nilai dasar yang bersifat absolut dari Tuhan kedalam pribadi manusia Indonesia sehingga menjadi sosok pribadi yang utuh yang mampu menjadi filter dan selektor, sekaligus penangkal terhadap segala dampak negatif dari dalam proses maupun dari luar proses pembangunan nasional.
Firman Allah SWT. Allah dalam Qur’an Surat Al – Mujaddalah : 11
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ - ١١
Artinya :
“Allah SWT akan mengangkat derajat lebih tinggi diantara kamu sekalian yang beriman dan berilmu pengetahuan.” (Al – Mujaddalah:11)[6]
Pendidikan menurut islam yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as-sunnah/hadist.[7]
Pendidikan Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan , duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia dan sisi kedua lebih menekankan pada kehidupan akhirat. Kegiatan pendidikan merupakan kegiatanyang sangat penting, karena pendidikan tersebut jika dilihat secara lebih detail tidak hanya membina aspek kognitifnya saja, akan tetapi juga membina aspek afektif seseorang. Maka dari itu pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis agar pendidikan tersebut dapat mencapai tujuan yang dicita – citakan. Terlebih lagi pendidikan Islam, pendidikan Islam membina anak didik tidak hanya segi jasmaniyah saja akan tetapi juga membina segi rohaniah. Pendidikan Islamiah memberikan penekanan yang lebih kepada keimanan, kerohanian dan akhlak. Namun begitu, dalam masa yang sama aspek -aspek kehidupan manusia dan lain-lain seperti pendidikan jasmani, akal dan kemahiran tidak diabaikan. Pendidikan dari kaca mata Islam, tujuan pendidikan dalam Islam sebagaimana jelas dalam al-Qur’an dan Sunnah, ialah untuk membawa seseorang Muslim atau masyarakat Islam agar mampu merealisasikan akidah, ibadah, dan sistem akhlak untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan berbagai elemen yang harus koheren dan profesional, terutama pendidik. Keprofesionalisasian merupakanhal yang mendasar yang harus ada dalam diri seseorang yang menjalankan suatu kegiatan agar kegiatan tersebut dapat berhasil dengan baik.
Demikian juga mengenai pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam dapat dicapai dan juga kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka kepala sekolah/pemimipin dalam pendidikan Islam haruslah profesional.
Memiliki kepala sekolah profesional adalah dambaan setiap siswa, guru, orang tua/wali siswa, masyarakat dan Negara. Namun, menuju cita-cita ini membutuhkan kesungguhan dan semangat pantang menyerah dari pribadi kepala sekolah untuk terus mengembangkan potensinya secara maksimal, dan selalu mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, dan spiritual secara terus mnerus.[8]
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan pokok yang dengannya dapat memecahkan masalah-masalah makna dan nilai, menempatkan tindakan atau suatu jalan hidup dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan bermakna. Kecerdasan spiritual seseorang diartikan sebagai kemampuan seseorang yang memiliki kecakapan transenden, kesadaran yang tinggi untuk menjalani kehiupan, menggunakan sumber-sumber spiritual untuk memecahkan permasalahan hidup, dan berbudi luhur. Ia mampu berhubungan dengan baik dengan Tuhan, manusia, alam, dan diri sendiri.[9]
Didalam agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluknya. Begitu juga dengan Islam. Ada ajaran yang berupa kewajiban yang harus dilakukan ada juga yang berupa larangan. Ajaran tersebut erat kaitannya dengan dengan kecerdasan spiritual, dimana setiap agama mengajarkan kebaikan sehingga menjadikan umatnya memiliki perilaku-perilaku yang baik sesuai dengan ajarannya.
Peserta didik yang menduduki Madrasah Aliyah (MA) dikatakan masuk masa remaja yang merupakan masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Keadaan tersebut lebih disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam hal fisik, perubahan dalam pergaulan sosial, perkembangan intelektual, adanya perhatian dan dorongan lawan jenis. Pada masa ini, remaja juga mengalami permasalahan-permasalahan yang khas, seperti dorongan seksual, interaksi kebudayaan, pertumbuhan pribadi dan sosial, kesehatan dan agama. Maka bermula dari kesadaran MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades untuk membendung permasalahan tersebut dengan melalui penanaman kecerdasan spiritual, yang salah satunya dengan memberikan contoh atau pembiasaan-pembiasaan terhadap pesrta didik agar peserta didik tidak terjerumus dalam dunia pergaulan yang salah dan berada dijalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades menanamkan sebuah nilai-nilai pendidikan spiritual yang dilakukan dengan melalui bentuk pola-pola pembiasaan, misalnya tadarus setiap sebelum pembelajaran dimulai, melaksanakan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, dan pembiasaan-pembiasaan lainnya dalam hal ini diharapkan semua siswa dapat memiliki kecerdasan spiritual yang baik dan membiasakan hal yang positif demi keberhasilan tujuan yang telah direncanakan.
Berangkat dari fakta tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades”.
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian pustaka disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan.[10]
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Peneliti memfokuskan masalah dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatakan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades Tahun Pelajaran 2016-2017?
2. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat penerapan Dalam Meningkatakan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades Tahun Pelajaran 2016-2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain:
1. Untuk Mengetahui Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatakan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades Tahun Pelajaran 2016-2017
2. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Meningkatakan Kecerdasan Spiritual Siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades Tahun Tahun Pelajaran 2016-2017
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembang ilmu pengetahuan dan akademis dalam menambah wawasan serta dapat memperkaya wacana ilmiah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tentang penanaman karakter dalam perspektif Islam melalui pembiasaan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Diharapkan menjadi masukan yang membantu dan sekaligus sebagai bahan selanjutnya, sebagai upaya meningkatkan ilmu pengetahuan.
2) Diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades.
3) Diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap para guru MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades untuk terus meningkatkan kecerdasan spiritual sebagai cermin terciptanya siswa yang berakhlakul karimah.
b. Bagi IAI Syarifuddin
1) Diupayakan dapat memberi konstribusi terhadap lembaga IAI Syarifuddin terutama dalam pengembangan data pendidikan.
2) Diupayakan dapat menjadi lebih lengkapnya literatur masalah pendidikan.
3) Diupayakan sebagai bahan wacana bagi para mahasiswa IAI Syarifuddin.
c. Bagi MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades
1) Diharapkan menjadi masukan yang membantu dan sekaligus sebagai bahan selanjutnya sebagai upaya meningkatkan ilmu pengetahuan.
2) Diharapkan memberi konstribusi terhadap peningkatan kecerdasan spiritual siswa di MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades.
3) Diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap para guru MA Ma’arif NU Nurul Islam Bades untuk terus meningkatkan kecerdasan spiritual melalui pembiasaan sebagai cermin terciptanya siswa yang berakhlakul karimah.
E. Definisi Konsep
Untuk menghindari kesalahan interpretasi dalam memahami maksud dan tujuan penelitian, maka perlu adanya penjelasan dari konsep penelitian ini. Adapun konsep penelitian sebagai berikut:
1. Strategi
Strategi merupakan suatu rancangan yang memberikan bimbingan kearah atau tujuan organisasi yang telah ditentukan, dan pada akhirnya strategi organisasi adalah menentukan hala yang benar untuk dilakukan.[11]Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu.[12]
2. Kepala sekolah
Kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada disuatu sekolah, sehingga dapat didaya gunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.[13]
3. Meningkatkan
Kata miningkatkan” dalam KBBI adalah kata kerja dengan arti antara lain:
a. Menaikkan (drajat, taraf, dsb)
b. Mengangkat diri memegahkan diri.[14]
Sedang menurut Moeliono seperti yang yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.[15]
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “miningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak.
Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitina ini adalah meningkatkan kecerdasan spiritual siswa yang spiritualnya masih kurang, ditingkatkan agar lebih mengetahui makna kehidupan dengan miningkatkan kecerdasan spiritual terhadap siswa.
4. Kecerdasan spiritual
secara terminologi merupakan kecerdasan pokok yang dengannya dapat memecahkan masalah-masalah makna dan nilai, menempatkan tindakan dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan bermakna.
Keceradsan spiritual seseorang diartikan sebagai kemampuan seseorang yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjalani kehidupan, menggunakan sumber-sumber spiritual untuk memecahkan permasalahan hidup, dan berbudi luhur serta mampu berhubungan dengan baik dengan tuhan, manusia, alam dan dirinya sendiri.[16]
5. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa
yaitu usaha-usaha yang dilakuan kepala sekolah untuk memberikan bimbinagan kearah atau tujuan yang telah ditentukan yang mempunyai tanggung jawab basar mengelola sekolah dengan baik dan meningkatkan kecerdasan spiritual siswanya melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di madrasahnya agar, siswanya berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan pemahaman yang lebih sempurna, maka pembahasan ini akan dibagi ini menjadi 5 (lima) bab yaitu:
Bab I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi konsep, dan sistematika pembahasan.
Bab II adalah kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori terkait.
Bab III adalah metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab IV adalah penyajian data dan analisis data yang berisi gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis data, terakhir tentang pembahasan temuan.
Bab V adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang membangun bagi penyempurnaan hasil penelitian.
[1]Tim Dosen FIP – IKIP Malag, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003). 2
[2]Tim Dosen FIP – IKIP Malag, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), 7.
[3]Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LkiSYogyakarta, 2009), 15.
[4]Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), 31.
[5] Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LkisYogyakarta, 2009), 13.
[6] Al-Qur’an., 58:11
[7] Muhaimin, Pengembanagan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 7.
[8] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), 79.
[9] Wahyudi siswanto, membentuk kecerdasan spiritual anak, (Jakarta: Amzah, 2012), 11.
[10]Tim Revisi IAI Syarifuddin, Panduan Penulis Karya Ilmiah, (Wonorejo: IAIS, 2015), 47
[11]Mochamad Iskarim, Strategi Pembelajaran PAI Dalam Pencapaian Kompetensi Siswa,(Yogyakarta, 2008), 23.
[12]KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
[13]Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), 17.
[14]Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2008),197.
[15]Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SD 3 Makarti Jaya Metode Demonstrasi, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), 4.
[16]Wahyudi Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, (jakarta: Amzah, 2012), 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar anda di bawah ini, sesuai apa yang anda baca