Klik disini

25/09/2020

Mengenang Mbah Citro Wong Lumajang

 Mengenang Mbah Citro (Artikel) Mbah Citro, sosok orang tua yang sangat disegani penduduk Lumajang. 

Mbah Citro


Faisolofficial.com - Tak segan-segan sejumlah tokoh meminta berkah agar karir dan kehidupannya sukses di kemudian hari. Entah orang tua ini berasal dari mana. Namun berdasarkan penelusuran sacara gaib si mbah ini dulunya seorang prajurit pejuang penjajah melawan Jepang dan Belanda.


Sebagai mantan pejuang, rasanya tak akan gentar sekalipun masuk ke dalam hutan. Meski yang ditemui bukan bangsa manusia, melainkan bangsa lelembut. Kadangkala hal itu menjadi kendala baginya untuk beraktivitas. Ada juga lelembut atau khadam itu bersahabat. Bahkan menuntun ke jalan illahi.


Mbah Citro ini ternyata orang yang beruntung. Dia mampu berinteraksi dengan lelembut, penguasa gunung Fuji, Lumajang. Sampai pada akhirnya, dia mempunyai linuwih, yakni ilmu gaib dan penerawangan.


Sesungguhnya dia tak mempunyai murid. Hanya orang-orang saja mengganggap dirinya ini adalah murid. Lantaran setiap berkunjung ke padepokanya selalu mendapat wejangan tentang keyakinan agama kepercayaan yang dianutnya. Boleh dikata, dia termasuk satu-satunya orang kuno Jawa yang tersisa.


Kalau anda ingin belajar ilmu kejawen, Mbah Citro lah orangnya. Memang di padepokannya ini terlihat seperti orang ramai cangkrukan. Namun tidak sekedar itu. Mbah Citro tak segan-segan melontarkan guyonan yang mengandung makna terdalam tentang keyakinannya. Dijamin anda akan betah.


Pengikut Mbah Citro ini sudah tersebar di beberapa wilayah, terutama di Jawa. Ada beberapa muridnya yang sukses di Jakarta. Dia acapkali beranjang sana ke ibu kota. Meski usia seabad lebih, dia tak memepunyai fisik lemah. Semangatnya luar biasa.


Mbah Citro punya murid dan anak angkat kesayangan bernama Sitam. Dialah sesungguhnya pewaris ilmu kejawen yang dimiliki Mbah Citro. Sayangnya Sitam lebih suka di Jakarta mengejar karir dari pada memperdalam ilmu kebatinan alias ilmu kejawen. Sementara anak-anak Mbah Citro lebih suka menjadi orang normal kebanyaknan yang tak begitu suka memperdalam ilmu kejawen yang dimiliki Mbah Citro.


Dalam penerewangan Ki Dibjo Pujo Asmoro, Mbah Citro ini rupanya sering berkomunikasi dengan bahurekso gunung Fuji. Terutama pesan-pesan kejawen yang datangnya dari ratu pantai selatan Kanjeng Ratu Nyai Roro Kidul. Bahkan penampakan kanjeng ratu selalu muncul di batu besar yang ada di lereng gung Fuji.


Suatu ketika Sitam kedatangan tamu seorang prajurit utusan dari Nyai Roro Kidul bahwa kanjeng ratu akan sowan ke gunung Fuji. Menyangkut perihal kerajaan. Ternyata memang benar, pada malam 1 Suro kanjeng ratu datang dengan wajah yang terlihat sangat cantik dengan pakaian ala kraton jawa dan berselendang hijau.


Sang ratu mengatakan, Sitam akan dijadikan bala tentara khusus atau prajurit pengawal kanjeng ratu. Mbah Citro diminta untuk menjaga dan mendidik Sitam agar benar-benar menjadi orang yang duk deng dan pandai. Terlebih menyangkut ilmu kejawen.


Kanjeng ratu tak hanya mendatangi Mbah Citro.Tetapi dia juga langsung menawari kedudukan itu kepada Sitam. Tentu saja Sitam ketakutan dan mencoba untuk memaknai kedatangan ratu, apakah ratu benar-benar datang atau tidak.


Sejak itu Sitam sakit. Rambutnya brodoli dan badannya kurus. Lama juga sakitnya, tapi akhirnya sembuh dan langsung merantau dari Lumajang ke Surabaya, dan hingga kini ke Jakarta. Penawaran jadi prajurit itu hingga kini masih menjadi tanda tanya baginya sampai kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar anda di bawah ini, sesuai apa yang anda baca